Senin, 17 Desember 2012

NMR part 1----- 1H-NMR

Spektroskopi Nuclear Magnetic Resonance (NMR) atau yang disebut juga Resonansi Magnetik Inti (RMI) merupakan salah satu alat yang sangat penting digunakan dalam proses elusidasi unsur. Spektroskopi resonansi magnet inti didasarkan pada pengukuran radiasi elektromagnetik pada daerah frekuensi radio 4-600 MHz atau panjang gelombang 75-0,5 m oleh partikel (inti atom) yang berputar di dalam medan magnet. 

Saya tidak membahas secara teoritis terkait mekanisme kerja ataupun komponen yang ada pada alat ini. Pembahasan lebih difokuskan pada pembacaan (pemaknaan) spektrum 1H-NMR atau proton NMR, contohnya etanol. Berikut gambar spektrum H-NMR etanol.


Sumber : Spectral Database for Organic Compound SDBS
Garis vertikal adalah absorbansi sedangkan garis horizontal adalah pergeseran kimia (chemical shift). 
Dari gambar spektrum etanol kita memperoleh 3 puncak dengan rincian sebagai berikut :

  Assign.     Shift(ppm)

      A             3.687
      B             2.61
      C             1.226
 
A= CH3         B=OH          C=CH2 
 
Pertama, kita akan membahas tinggi dari spektrum yang muncul. Makin banyak elektron (kerapatan elektron tinggi), makin besar energi yang diperlukan, spektrum nampak makin tinggi. Oleh sebba itu, urutan kerapatan elektronnya :

CH3 > CH2 > OH

Gugus CH mempunyai kerapatan elektron yang lebih tinggi dari OH karena o lebih elektronegatif daripada atom C. Akibatnya elektron pada atom H lebih ditarik oleh atom O dibanding C.

Selanjutnya jumlah garis pada masing-masing puncak, menyatakan apakah puncak tersebut jenis singlet (1 puncak), doublet (2 puncak), triplet (3 puncak), quartet (4 puncak) ataukah multiplet (lebih dari 4 puncak).

Perhatikan struktur molekul dari etanol berikut ini :


CH3---CH2----OH

CH3 : mempunyai 2 proton tetangga, sehingga 1 + 2 = 3 muncul sebagai triplet
CH2 : mempunyai 3 proton tetangga, sehingga 1 + 3 = 4 muncul sebagai quartet
OH   : muncul sebagai singlet karena tidak dipengaruhi atom tetangga

Banyak manfaat dari penggunaan H-NMR selain untuk elusidasi unsur. Saat ini NMR atau MRI digunakan dibidang medis dalam rekam otak untuk identifikasi, misal kecelakaan (cidera otak/kepala) dan sebagainya. Bagaimana bisa? Karena tubuh kita sebagian besar berisi cairan yang mengandung air (H2O) atau senyawa organik lain yang juga mengandung atom H termasuk isi/bagian kepala.

Selain 1H-NMR ada beberapa jenis inti senyawa yang dapat diukur dengan NMR. Contoh 13C-NMR dan 9F-NMR.


*menuju UAS semester 1, belajar Analisis Spektrometri ^^



Angka-angka yang Melapangkan by Darwis Tere Liye


Jika kita disuruh berhitung dari angka 1 sampai dengan 100.000 selama 24 jam, siang malam, tidak boleh tidur, tidak boleh makan, terus saja berhitung, maka, rasa-rasanya, kita semua tidak akan kuat. Berhitung hingga 1.000 saja sudah ribet, apalagi hingga 100.000, bisa keplintet, plintet bibir kita berhitung. Tapi ada yang bisa melakukannya, terus 'berhitung', tiada henti, tiada error, terusss saja 'berhitung', siang malam, tiap menit, tiap detik, sesuai dengan ritmenya, itulah jantung kita. Menurut penelitian, jantung manusia rata2 berdetak 72 kali setiap menit, alias 103ribu kali selama 24 jam, tidak bosan, tidak lelah, tidak tertukar. Jika usia kita hingga 66 tahun, maka itu berarti jantung kita berdetak tiada henti hingga 2,5 milyar kali. Baru berhenti jika kita telah dingin membeku.

Sungguh besar kasih sayang Tuhan.

Pernahkah kita berdiri di bawah air terjun? Pasti banyak yang pernah. Amat menyenangkan duduk di bawah air terjun setinggi 2-3 meter, seperti dipijat oleh airnya. Jika tingginya 4-10 meter, pijatannya semakin keras. Jika tinggi air terjunnya 100 meter? Coba saja kunjungi, banyak air terjun di Indonesia yang tingginya diatas 100 meter. Bukan dipijat lagi, derasnya air jatuh bahkan bisa membahayakan. Nah, jika air terjunnya seperti Angel Falls, Venezuela, yang tingginga nyaris 1000 meter? Saya belum pernah ke Venezuela, tapi rasa2nya berdiri di bawah air terjun itu, menyambut derasnya air, sama saja mencari masalah. Tapi, sungguh Tuhan punya skenario yang sempurna saat menurunkan hujan. Tinggi awan2 itu ribuan meter, bahkan awan cumulus nimbus bisa menjejak tinggi 16 kilometer. Apa jadinya jika air hujan diturunkan seperti menumpahkan air dari ember? Binasa semua kehidupan di bawah, terkena tsunami vertikal. Tuhan mendesain, menurunkannya dengan tetes-tetes air saja. Yang saat turun, bahkan sedemikian rupa bisa melambat dengan sendirinya (tidak seperti batu jatuh yg justeru semakin cepat), tetes air hujan tiba di permukaan bumi hanya dgn kecepatan 6-30km/jam. Kecepatan yg sangat aman. Kaca mobil tidak pecah, kepala manusia tidak berdarah, atap rumah tidak berlubang. Menjadi rahmat bagi seluruh alam.

Sungguh besar kasih sayang Tuhan.

Ada banyak sekali 'angka2' di sekitar kita. Tidak perlu pengetahuan matematika atau pengetahuan alam tingkat tinggi untuk memahaminya. Dengan resep kecil: selalu menggunakan sudut pandang yang berbeda, maka semoga semua hal itu mampu memberikan rasa lapang di hati. Rasa bersyukur. Bahwa hidup kita ini selalu dalam naungan kasih sayang Tuhan. Tidak terkecuali--bahkan orang jahat sekalipun.
Copas from : Darwis Tere Liye