Minggu, 27 Oktober 2013

Nutrijel Rasa Green Tea

Hari ini, seperti hari-hari minggu biasa di kosan, saya tidak makan atau jajan di luar, demi kesehatan dan penghematan. Pas buka lemari, ngeliat nutrijel yang udah lama dibeli tapi belum sempet digarap. Jadi inget waktu dulu belanja dan ngeliat nutrijel itu jadi penasaran, karena rasanya yang beda, rasa teh hijau, jadi pengen ngejawab rasa penasaran itu hari ini, hehe.

Cara buatnya mudah banget, sesuai saran penyajian yang ada dibelakang kemasan nutrijel. Campurkan 3,5 gelas air dengan nutrijel dan gula. Oya, biar nutrijelnya gak ngegumpel, caranya nutrijel dicampur dulu sama gula di dalam panci, abis tuh idupin kompor sambil tambahin airnya ke dalam panci, diaduk dan tunggu sampai mendidih. Dinginkan, sampai nutrijelnya memadat.

Finally, nutrijelnya jadi. Kebetulan juga, temen kos setia saya, Lela, dateng kekamar. Terjadi pertukaran makanan yang kurang imbang, dimana nutrijel ditukar dengan skotel parsley, hahaha. Apa rasanya nutrijel teh hijau? Tiap orang punya deskripsi yang berbeda tentang rasa. Kalo kata si Lela, nutrijel buatan saya rasa daun (Em, yaiyalaah rasa daun teh..), ntah daun apa yang Lela maksud, kalo saya pribadi sulit mendeskripsikannya, karena rasanya yang "aneh". Aroma teh jelas ada dalam nutrijel, warna hijaunya menegaskan kalo ini tuh teh hijau (padahal teh hijau yang sebenarnya itu warnanya gak hijau lho, cuma namanya aja.. warnanya tetap kuning kecoklatan kayak teh lainnya), rasanya ya rasa teh, namun hambar.

Kalo sekali lagi saya dipaksa utnuk buat nutrijel teh hijau, saya sudah punya bayangan untuk membuat ia lebih menarik. Caranya dipotong dadu atau diserut kayak cendol. Disajikan bersama es teh wangi melati, em, kayaknya kalo gini jadi lebih segar dan tegas rasanya. Untuk itu, dengan tegas saya mengingatkan bahwa nutrijel rasa buah (leci, jambu, melon, strawberry, dll) dan coklat jauh lebih enak dari pada rasa teh hijau. Next, saya juga penasaran dengan nutrijel rasa cincau hitam, maybe nextweek i'll try this one.

Rabu, 23 Oktober 2013

Pembuatan Biodiesel dari CPO parit

Penggunaan minyak bumi yang tidak terbarukan sebagai bahan bakar utama secara berkepanjangan menyebabkan jumlahnya semakin berkurang dan diperkirakan akan habis dalam kurun waktu 10 sampai 15 tahun kedepan. Selain itu, penggunaan bahan bakar minyak bumi juga memberikan efek negatif terhadap lingkungan berupa polusi dan kenaikan suhu bumi sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai sumber energi alternatif terbarukan yang ramah lingkungan. Bahan Bakar Nabati (BBN) merupakan salah satu sumber energi baru yang menjanjikan untuk menggantikan bahan bakar minyak. Salah satu BBN yang saat ini terus dikembangkan adalah biodiesel.
Berbagai minyak nabati telah diteliti untuk dikembangkan sebagai sumber bahan baku biodiesel, antara lain minyak kelapa sawit, minyak kelapa, minyak biji bunga matahari, minyak jagung, dan minyak kedelai. Namun, penggunaan berbagai minyak tersebut secara langsung dapat menimbulkan masalah terkait persaingan pangan sehingga perlu dicari sumber bahan baku yang lebih solutif. Sebagai solusi, dalam penelitian ini digunakan CPO (Crude Palm Oil) parit yang belum banyak diteliti dan dikembangkan. CPO parit adalah CPO yang terikat pada air limbah pabrik minyak sawit. CPO parit memiliki kadar FFA antara 40 sampai 70%. Komponen utama CPO parit terdiri dari 95-96% air, 0,6-0,7% minyak dan 4-5% berbagai macam padatan (Nugroho et al., 1997). Penggunaan CPO parit sebagai bahan baku pembuatan biodiesel akan memberikan keuntungan ganda yaitu meniadakan pencemaran limbah terhadap air tanah dan sungai, menekan harga pokok produksi CPO (transfer pricing), dan memperoleh CDM (Clean Development Mechanism).
Dibalik keunggulannya sebagai bahan baku pembuatan biodiesel, CPO parit memiliki kelemahan utama, yakni tingginya kadar asam lemak bebas atau Free Fatty Acid (FFA) yang terkandung didalamnya. Dengan kadar FFA yang tinggi, proses pembuatan biodiesel akan terganggu dengan terbentuknya sabun dalam jumlah besar (Lotero et al., 2005). Pembentukan sabun menyebabkan penurunan produk metil ester dan mempersulit pemisahan antara metil ester dengan gliserol. Untuk mengatasi masalah tersebut, dalam penelitian ini pembuatan biodiesel akan dilakukan secara dua tahap, yaitu tahap esterifikasi menggunakan katalis asam untuk menurunkan kadar FFA CPO parit melalui konversi asam lemak bebas menjadi metil ester dilanjutkan dengan tahap transesterifikasi dengan katalis basa untuk mengubah trigliserida CPO parit menjadi metil ester.

Selasa, 22 Oktober 2013

SEQUENCE (URUTAN PENCAMPURAN DALAM REAKSI) PEMBUATAN BIODIESEL

Seringkali terjadi kegagalan dalam pembuatan biodiesel. Salah satu faktor terjadinya kegagalan tersebut adalah sequence dalam reaksi pembentukan biodiesel (meti ester). Sequence sangat penting, terutama dikarenakan reaksi pembentukan biodiesel umumnya menggunakan katalis.

Katalis merupakan zat/bahan yang membantu mempercepat suatu reaksi dengan menurunkan energi aktivasi dari senyawaan yang akan direaksikan. Untuk tujuan tersebut, kita harus mengetahui senyawaan mana yang harus dirturunkan energi aktivasinya agar ia mudah bereaksi. Secara umum, reaksi dalam pembuatan biodiesel membutuhkan bahan yaitu minyak umpan (bahan baku), alkohol (paling umum metanol), dan katalis baik asam maupun basa. Jika menggunakan asam, reaksinya merupakan reaksi esterifikasi, namun jika menggunakan katalis basa, reaksinya merupakan reaksi transesterifikasi.

Misal, pembuatan biodiesel menggunakan bahan yang terdiri dari minyak umpan yaitu CPO parit, metanol, dan katalis basa KOH. Maka, proses pertama yang harus dilakukan adalah mereaksikan metanol dengan KOH terlebih dahulu agar terbentuk senyawaan metoksida. Reaksi dilakukan dalam sistem refluks menggunakan labu leher tiga dan kondensor. Selain itu, diaduk dengan pengaduk magnet dan diatur suhunya tepat dibawah suhu didih metanol. Selanjutnya, baru dimasukkan minyak umpan (CPO parit) secara perlahan-lahan.

Ciri khas dari terbentuknya biodiesel adalah terjadinya pemisahan dari campuran hasil transesterifikasi. Biodiesel letaknya dibagian atas sedangkan gliserol yang trebentuk treletak dibawah.


Biodiesel & Gliserol dari CPO Parit_Idra Herlina

Senin, 21 Oktober 2013

Try to be this Person

~ur patient when u have nothing, ur attitude when u have everything~

Berpikir tentang ciri-ciri orang sukses:
  • memegang teguh agamanya
  • ramah 
  • terlihat mudah memandang berbagai masalah
  • tak menceritakan kesulitannya
  • tak menampakan emosinya
  • solusi bagi orang lain
  • membuat orang lain merasa dirinya diistimewakan padahal ia melakukannya ke semua orang
  • paling utama, mau berletih-letih memanfaatkan otaknya untuk berpikir lebih keras dan terus menerus
  • optimis
  • ceria
  • semangat
  • menyembunyikan strategi pribadi dan impiannya
  • namun senang memberikan informasi kepada orang lain
  • menutupi aibnya
  • fokus pada tujuan
  • pantang menyerah
  • tak mudah jatuh karena hatinya lapang

Maka..
  • Bersedih-sedihlah dalam ibadah yang sedikit
  • Berletih-letihlah dalam bekerja
  • Berlelah-lelahlah dalam berpikir
  • Berhati-hatilah dalam bertindak
  • Bersenang-senanglah dalam berteman
  • Berubahlah demi hidup dunia dan akhirat

Try to be this person..