Penggunaan minyak bumi yang tidak terbarukan sebagai
bahan bakar utama secara berkepanjangan menyebabkan jumlahnya semakin berkurang
dan diperkirakan akan habis dalam kurun waktu 10 sampai 15 tahun kedepan.
Selain itu, penggunaan bahan bakar minyak bumi juga memberikan efek negatif
terhadap lingkungan berupa polusi dan kenaikan suhu bumi sehingga perlu
dilakukan penelitian mengenai sumber energi alternatif terbarukan yang ramah
lingkungan. Bahan Bakar Nabati (BBN) merupakan salah satu sumber energi baru
yang menjanjikan untuk menggantikan bahan bakar minyak. Salah satu BBN yang
saat ini terus dikembangkan adalah biodiesel.
Berbagai minyak nabati telah diteliti
untuk dikembangkan sebagai sumber bahan baku biodiesel, antara lain minyak
kelapa sawit, minyak kelapa, minyak biji bunga matahari, minyak jagung, dan
minyak kedelai. Namun, penggunaan berbagai minyak tersebut secara langsung
dapat menimbulkan masalah terkait persaingan pangan sehingga perlu dicari
sumber bahan baku yang lebih solutif. Sebagai solusi, dalam penelitian ini
digunakan CPO (Crude Palm Oil) parit
yang belum banyak diteliti dan dikembangkan. CPO parit adalah CPO yang terikat
pada air limbah pabrik minyak sawit. CPO parit memiliki kadar FFA antara 40
sampai 70%. Komponen utama CPO parit terdiri dari 95-96% air, 0,6-0,7% minyak
dan 4-5% berbagai macam padatan (Nugroho et
al., 1997). Penggunaan CPO parit sebagai bahan baku pembuatan biodiesel
akan memberikan keuntungan ganda yaitu meniadakan pencemaran limbah terhadap
air tanah dan sungai, menekan harga pokok produksi CPO (transfer pricing), dan memperoleh CDM (Clean Development Mechanism).
Dibalik keunggulannya sebagai bahan baku
pembuatan biodiesel, CPO parit memiliki kelemahan utama, yakni tingginya kadar
asam lemak bebas atau Free Fatty Acid
(FFA) yang terkandung didalamnya. Dengan kadar FFA yang tinggi, proses
pembuatan biodiesel akan terganggu dengan terbentuknya sabun dalam jumlah besar
(Lotero et al., 2005). Pembentukan
sabun menyebabkan penurunan produk metil ester dan mempersulit pemisahan antara
metil ester dengan gliserol. Untuk mengatasi masalah tersebut, dalam penelitian
ini pembuatan biodiesel akan dilakukan secara dua tahap, yaitu tahap
esterifikasi menggunakan katalis asam untuk menurunkan kadar FFA CPO parit
melalui konversi asam lemak bebas menjadi metil ester dilanjutkan dengan tahap
transesterifikasi dengan katalis basa untuk mengubah trigliserida CPO parit
menjadi metil ester.