Rabu, 01 Mei 2013

Sudah Khusyukkah Shalat Kita?



Sesungguhnya shalat menghindari dari perbuatan keji dan munkar. Tidaklah shalat ketika sesorang melakukan hal-hal musyrik (syirik), keji, dusta, dan hal-hal yang tidak bermanfaat. Karenanya, shalat menjaga perilaku kita. Lalu, bagaimanakah shalat kita saat ini? Bagaimana pandangan kita terhadap makna shalat? Apakah sebuah kebutuhan, rutinitas, ataukah kewajiban?

Dalam surat Al-Mu'minun 1-3
1. Sungguh beruntung orang-orang yang beriman,
2. (yaitu) orang yang khusyuk dalam shalatnya,
3. dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna.

Induk dari seluruh amal ibadah adalah shalat. Ibarat lokomotif pada sebuah kereta dan kepala pada sebuah tubuh. Jika shalat dilaksanakan dengan benar, maka semua amal yang dilakukan setelahnya menjadi benar. Jika shalat itu tidak benar, maka tidak sempurna amal yang dilakukan setelahnya (rusak). Benar disini artinya shalat tersebut mendapatkan khusyuknya.

Amal ibadah yang pertama kali di hisab pada yaumul hisab adalah shalat. Shalat adalah jantung ibadah. Dan khusyuk bukanlah hal yang tidak dapat kita raih. Teringat pada kisah seorang sahabat Rasulullah SAW yang terkena panah dan meminta untuk dicabut panahnya ditengah shalat. Karena khusyuk shalatnya membuat ia seakan-akan terpisah dari dunia.

Rasulullah SAW berucap pada Bilal "Wahai Bilal, istirahatkan kami dengan Shalat". Bilal pun mengumandangkan adzan. Shalat yang khusyuk membuat hati menjadi lebih tenang. Khusyuk dibagi menjadi dua:
  1. Khusyuk lahiriyah, dimana secara lahir berusaha untuk meraihnya. Cirinya dengan gerakan sholat yang benar dan berusaha untuk memaknai bacaannya.
  2. Khusyuk batiniyah, dimana selain hadirnya khusyuk lahiriyah diikuti dengan rasa pasrah, takut, dan rasa diawasi oleh Allah SWT.
Bisa jadi saat shalat kita hanya mendapatkan khusyuk lahiriyah atau bahkan tidak mendapatkan khusyuk sama sekali karena dunia masih ada dalam hati dan pikiran.

Imam Ghazali memberikan langkah-langkah untuk memperoleh khusyuk:
  • Kehadiran hati saat melaksanakan shalat, yaitu berniat. Sadar akan niatan ditengah shalat akan membatalkan shalat tersebut. Misal seseorang yang berniat shalat tahiyat, namun ditengah shalat ia berniat menambah 2 raka'at untuk menjadikan shalat tersebut menjadi shalat zuhur, batal. 
  • Mengerti apa yang dibaca dan apa yang diperbuat
  • Mengagungkan Allah selama shalat
  • Merasa gemetar (ketakutan) terhadap Allah
  • Penuh harap kepada Allah
  • Tidak berlama-lama saat shalat berjama'ah
  • Merasa malu terhadap Allah SWT

Makna takbiratul ihram:
  • Takbir pengharaman; haram untuk makan, berbicara, dsb
  • Merasa diri ini kecil, lemah, berserah diri pada Allah SWT

Makna do'a iftitah: berisi permohonan untuk membersihkan diri

Al Fatihah: Ummul kitab, yang menjadikan shalat tidak sah bila tidak dibaca

Ulama yang lain memberikan langkah untuk menggapai khusyuk:
  1. Shalat seolah-olah berdiri dihadapan Allah SWT
  2. Memahami makna bacaan Shalat dan menyerapinya dalam hati
  3. Tidak tergesa-gesa dalam shalat
  4. Menundukkan muka ditempat sujud
  5. Menjauhkan diri dari hal yang dapat mengganggu ketenangan hati.
Wallahu'alam bishawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar