Rabu, 26 Agustus 2015

Selintas



Ia berjalan sendiri.
Dibawah langit malam dengan sinar rembulan yang redup.
Tak nampak rasa khawatir atau ketakutan padanya.
Atau ia telah menutupinya?
Dengan senyum manis dan jalannya yang tergesa.

Apa yang membuat ia mampu seperti itu?
Aku ingin tahu rahasianya.
Tapi aku takut, takut bertanya.
Sebab tanya mungkin akan menguak sesuatu.
Bisa jadi ia tak semampu yang kukira.

Kuputuskan untuk membiarkannya terus berjalan.
Mungkin itu yang terbaik, aku duga.
Dan akupun  akan memilih jalanku sendiri.
Berharap rembulan yang menemaniku lebih terang.
Tak seredup rembulan miliknya.

Walau selintas, tetapi aku telah belajar darinya.
Untuk tersenyum manis dan berjalan dengan tergesa.
Supaya orang-orang mengira aku mampu.
Bahkan aku ingin senyumku lebih manis.
Dan jalanku lebih tergesa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar