There's a calf with a mournful eye.
High above him there's a swallow,
Winging swiftly through the sky.
Reff:
How the winds are laughing,
They laugh with all their might.
Laugh and laugh the whole day through,
And half the summers night.
Donna, Donna, Donna, Donna;
Donna, Donna, Donna, Don.
Donna, Donna, Donna, Donna;
Donna, Donna, Donna, Don.
Stop complaining, said the farmer,
Who told you a calf to be?
Why don't you have wings to fly with,
Like the swallow so proud and free?
Repeat Reff
Calves are easily bound and slaughtered,
Never knowing the reason why.
But whoever treasures freedom,
Like the swallow has learned to fly.
Repeat Reff
Dona-dona
adalah lagu yang sempat dibumikan di negri merah putih ini, tepatnya pada film
Gie pada tahun 2008, yang digambarkan sebagai lagu kesukaan Soe Hok Gie. Lagu
ini menggambarkan teriakan anak sapi yang terkekang di atas kereta yang akan di
bawa ketempat pembantaian, dan anak sapi ini adalah sang penulisnya yang hidup
pada masa kejayaan Nazi di jerman. Dona-dona sama dengan Dana Dana,
dikenal juga sebagai Dos Kelbl, yaitu The Calf atau Anak Sapi. Dan dalam kamus
yahudi dona adalah nama lain dari Adolai yaitu nama lain dari yahudi untuk
memanggil-manggil Tuhan mereka.
Lagu
ini diterjamahkan dari bahasa Yiddish yang ditulis oleh Aaron
Zeitlin dan dikomposeri oleh Sholom Secunda yang berjudul
Dana. Aaron Zeitlin (1898-1973) sendiri adalah anak dari sastrawan
Yahudi, Hillel Zeitlin, tulisanya tentang sastra Yiddish, puisi dan
para psikologi. Sedangkan Sholom Secunda (1894-1974) adalah seorang
komposer Yahudi kelahiran Ukraina yang mengenyam pendidikan di Amerika. Dan
diterjemahkan kedalam berbagai bahasa, Prancis, Ibrani, Jerman, Jepang, Rusia
dan Inggris.
Untuk
bahasa inggris, pada mulanya diterjemahkan oleh sang komposernya sendiri Sholom
Secunda, dengan mengganti kata “Dana”, menjadi “Donna”. Namun terjemahannya
membuat lagu ini seakan tidak terlantunkan lagi. Sampai di pertengahan 1950-an
lirik lagu ini diterjemahkan kembali oleh Arthur Kevess dan Teddi Schwartz. dan
menjadi populer setelah dinyanyikan oleh Joan Baez pada tahun 1960.
Dalam salah satu penggalan liriknya “On a wagon bound for market/ there’s a calf with a mournful eye / High above him there’s a swallow / winging swiftly through the sky. Menggambarkan anak sapi yang didalam satu kereta kuda yang menuju ke pasar; dengan mata berduka; diatasnya ada burung; terbang cepat mengarungi langit. Sedangkan sapi itu menuju ketempat penjagalan. Sapi tersebut iri kepada burung-burung yang bisa terbang bebas dan kebebasan atas segala-galanya tanpa kekangan dengan jiwa yang merdeka.
Latar belakang penulisan lirik asli lagu ini tidak luput dari pengalaman penulisnya yang merupakan anak seorang Yahudi keturunan Khazar dari negara Khazaria, terletak diantara Laut Hitam dan Laut Kaspia yang sekarang dimiliki oleh negara Georgia. Pada waktu itu ia menggambarkan kejadian ayah kandungnya yang diseret oleh tentara Nazi untuk dibawa ke kamp konsentrasi Yahudi. Ia tidak bisa berbuat banyak, kecuali bersembunyi dibalik dinding-dinding. Dan menulis kejadian yang dialaminya dalam buku hariannya setelah beberapa waktu.
Dalam
catatanya, sang tani membawa sapi-sapi (yahudi) bukan untuk diperkejakan tapi
untuk dimusnahkan. Karna sapi merupakan keyakinan penguasa saat itu yang
ambigu antara mitos dan realita yang akan meruntuhkan singgasananya. Dan
kemudian catatan ini di jadikan lagu teater Yidish. Dan Yidish sendiri adalah
sebuah bahasa kelas atas Jerman yaitu bahasa Yahudi Ashkenazi.
Sumber : Wikipedia