Manusia Adalah Musuh Dari Sesuatu Yang Tidak Diketahuinya # Semoga Bermanfaat
Selasa, 21 Mei 2013
Teman Akrab Baruku
Tik-tok-tik-tok.. Waktu berdetak, dan pandanganku tertuju pada sebuah petunjuk digital, berupa angka-angka yang terus melaju, perlahan tapi pasti.. Tak henti pula aku memandang jam tanganku, karena setiap 2 menit, aku harus menekan tombol-tombol didepanku sampai angkanya melaju 20 kali, sabarku menanti dari petunjuk yang muncul dengan angka 30, berharap segera mencapai angka harapanku, 600..
Sesekali aku mengalihkan pandanganku ke arah jendela, melihat pepohonan diluar, orang-orang yang hilir mudik, awan kebiruan yang cerah, kepalaku agak terasa pusing terlalu lama mengamati angka-angka dipetunjuk digital yang terpasang pada suatu benda besar, seperti drum tempat aku suka berendam saat masih kecil.. Tak begitu membosankan, karena aku dapat melayangkan pikiranku jauh, jauh menembus ruang dan waktu.
Mataku berkaca saat terkenang kejadian-kejadian menyedihkan. Dadaku sesak, beberapa berisi penyesalan,tapi batinku berkecamuk menjerit menyatakan bahwa hidup yang singkat ini mengajarkan kita untuk menyerap sari hikmah penyesalan tersebut, dan membuang ampasnya. Ditambah rinduku yang semakin memuncak pada keluarga di rumah. Bercampur keringat, karena benda didepanku semakin lama semakin menularkan panasnya.
Benda dihadapanku, teman baru yang akrab, karena ia mampu membuatku nyaman berada didekatnya, walaupun ia membuatku sedikit berkeringat berada didekatnya, namun ia seolah memberiku ruang, menutupku dari sekitar, memberi kesempatan untuk meluapkan sedih. Kami tak perlu berkata-kata (karena saat ini aku sedang malas berbincang, rentan menyakitkan), aku menyukainya, ia tak menuntut, tak perlu berpura-pura mendengarkan atau berbicara yang menjadikan dadaku sesak. Ia hanya menemaniku, merenung, menembus ruang dan waktu yang kadang menghadirkan seulas senyum, atau bahkan mata yang mengembun.
Aku terhenyak, seseorang hadir duduk disebelahku dengan senyum manis dan jilbab cerahnya, ia teman baru yang akrab juga, kami berbincang, tak membuat dadaku sesak, sesekali aku terus memandangi petunjuk digital dari si benda besar, kali ini, aku harus membagi perhatianku. Si benda besar tak cemburu, ia tetap setia, menemaniku berbincang dengan teman akrab yang lain.
Tidak terasa, petunjuk digital telah menunjukkan angka 600, ya si benda besar, teman baruku, telah berjuang dengan perlahan tapi pasti. Artinya aku harus meninggalkannya, paling tidak untuk beberapa minggu. Aku harus menahan rinduku untuk duduk berada didekatnya. Aku takut, aku takut cemburu bila ada orang lain duduk didekatnya dan menjadi akrab dengannya. Terima kasih untuk hari ini, teman akrab baruku.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar