Pernikahan teman |
Saat menghadiri prosesi pernikahan seorang teman mulai dari
akad nikah hingga resepsi, ada yang membuat saya begitu tertarik, yaitu pakaian
yang dikenakan oleh mempelai wanita. Teman saya tersebut, saya kenal sekali,
adalah seorang “akhwat” yang sehari-harinya menggunakan kerudung yang lebar
beserta baju lengan panjang/rok panjang/gamis yang longgar, tentunya tak lupa
kaos kaki dan kadang manset yang melekat dilengan untuk menutupi bagian yang
terkadang suka menyelinap tertangkap mata.
Ketertarikan saya mulai muncul saat si mempelai wanita
keluar dari kamar tempat ia di rias. Walau dengan wajah cerah merona, karena
hari itu adalah hari bahagia yang telah lama dinanti, namun tak bisa ditutupi
ada raut “risih” pada baju yang ia kenakan. Seringkali, saya menangkap ia
bertanya pada orang-orang disekitarnya “kebayanya ketat banget ga sih?” atau pertanyaan
“ih, roknya (ia menggunakan batik, red) sempit banget sampai mau berdiri (dari
duduk, red) aja susah”. Yap, itulah yang terjadi saat teman saya itu,
menggunakan kebaya dan batik yang begitu ketat, yang saya ketahui diperoleh
dari sewa di salon.
Sebenarnya pakaian yang ia gunakan sudah cukup sopan,
masalah syar’i atau tidaknya saya rasa butuh penjabaran yang cukup panjang.
Namun, nampak sekali bahwa ia kurang nyaman dengan pakaian tersebut, meskipun ia
berusaha menutupinya. Pernikahan adalah proses sakral yang diharapkan hanya
terjadi sekali seumur hidup, sehingga sebaiknya dapat dilalui dengan rasa yang
membahagiakan termasuk didalamnya kenyamanan. Ada baiknya pakaian yang
digunakan adalah pakaian yang sesuai dengan ukuran dan “rasa nyaman” kita, cara
jitu adalah dengan datang ke tukang
jahit, namun bila budget belum pas, tidak ada masalah dengan sewa di salon,
maka persiapkan dari jauh-jauh hari, karena jika di satu tempat pakaian
tersebut kita tahu membuat tidak nyaman, masih ada waktu untuk mencari di
tempat yang lain.
Alhamdulillah, proses tidak nyaman tersebut hanya
berlangsung sampai jam 12 siang. Setelahnya mempelai wanita ganti pakaian yang
membuat senyumnya lebih sumringah dan gerakannya lebih licah, sebuah gamis yang
terbuat dari kain satin dan brukat berwarna ungu. Cantik sekali, aura nyamannya
sangat nampak.
Berikut beberapa contoh pakaian menikah yang mungkin “nyaman”
digunakan.
Paling suka dengan model yang pertama. Manis, simple, nampun tetap elegant. Saya suka perpaduan warnanya. Untuk bahan hanya menggunakan kain satin, kecuali bagian atas kerudung yang terbuat dari kain kaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar