Selasa, 22 Oktober 2013

SEQUENCE (URUTAN PENCAMPURAN DALAM REAKSI) PEMBUATAN BIODIESEL

Seringkali terjadi kegagalan dalam pembuatan biodiesel. Salah satu faktor terjadinya kegagalan tersebut adalah sequence dalam reaksi pembentukan biodiesel (meti ester). Sequence sangat penting, terutama dikarenakan reaksi pembentukan biodiesel umumnya menggunakan katalis.

Katalis merupakan zat/bahan yang membantu mempercepat suatu reaksi dengan menurunkan energi aktivasi dari senyawaan yang akan direaksikan. Untuk tujuan tersebut, kita harus mengetahui senyawaan mana yang harus dirturunkan energi aktivasinya agar ia mudah bereaksi. Secara umum, reaksi dalam pembuatan biodiesel membutuhkan bahan yaitu minyak umpan (bahan baku), alkohol (paling umum metanol), dan katalis baik asam maupun basa. Jika menggunakan asam, reaksinya merupakan reaksi esterifikasi, namun jika menggunakan katalis basa, reaksinya merupakan reaksi transesterifikasi.

Misal, pembuatan biodiesel menggunakan bahan yang terdiri dari minyak umpan yaitu CPO parit, metanol, dan katalis basa KOH. Maka, proses pertama yang harus dilakukan adalah mereaksikan metanol dengan KOH terlebih dahulu agar terbentuk senyawaan metoksida. Reaksi dilakukan dalam sistem refluks menggunakan labu leher tiga dan kondensor. Selain itu, diaduk dengan pengaduk magnet dan diatur suhunya tepat dibawah suhu didih metanol. Selanjutnya, baru dimasukkan minyak umpan (CPO parit) secara perlahan-lahan.

Ciri khas dari terbentuknya biodiesel adalah terjadinya pemisahan dari campuran hasil transesterifikasi. Biodiesel letaknya dibagian atas sedangkan gliserol yang trebentuk treletak dibawah.


Biodiesel & Gliserol dari CPO Parit_Idra Herlina

Follower