Saat wisuda, beliau hadir sbg guru besar. Ketika beliau masuk podium, beliau tersenyum dan mengacungkan jempol (bagiku itulah momen luar biasa di hari wisudaku). |
"KAMU HARUS AMAT SANGAT MENGINGINKANNYA...!!" ucapan itu terlontar darinya, saat ia melihat aku tak bersemangat. Masih terus terngiang ucapan itu, ucapan dari seseorang yang aku kagumi. Prof. Dr. Irwan Ginting Suka, M.Eng. dosen pembimbing penelitian untuk meraih gelar sarjana, ia seorang guru besar bidang polimer, bidang yang begitu menarik minatku. Begitu ia menginspirasiku, atas sikap disiplin dan semangat hidupnya. Ia tak terhalang oleh sakit yang menggerogoti dirinya. Ia mengajariku cara memandang hidup. Ia mengajariku cara bermimpi.
Beliau telah berpulang, sedih, karena ia tak sempat mengetahui bahwa aku telah berada di jalan yang sesuai untuk meraih mimpi-mimpi ku. Ia, dengan kepercayaannya, sikap tegasnya, sekaligus bimbingannya mengubah penilaianku pada diriku sendiri. Saat ini, aku begitu merindukannya, ingin aku menceritakan segala pengalaman ku disini, kemajuan penelitian yang ada di kampus terbesar di Indonesia ini, aku ingin bertukar pikiran dengannya, melanjutkan proyek-proyek hebatnya, mengungkapkan ide-ide penelitian ku, bagaimana aku harus mengemasnya, bagaimana aku harus membuatnya menjadi sesuatu yang menarik dan bermanfaat. Begitulah caranya mendidik ku.
Ucapan dan nasihat-nasihatnya kini selalu hadir manakala aku lalai, tidak bersemangat. Ucapan itu, sederhana, namun mampu membuatku tegar menyingkirkan hal-hal yang mungkin menghalangi mimpi-mimpi ku.
Prof, aku rindu suasana dimana aku merasa lelah, sedih, susah dalam menghadapi penelitian, namun saat berhadapan dengan mu di senja saat akan pulang, engkau seolah-olah tahu apa yang aku hadapi hari itu. Tidak kau tunjukkan rasa prihatin yang mungkin akan membuatku lemah, yang engkau lakukan, menunjukkan foto-foto masa muda mu, menceritakan kisah hidupmu, yang walaupun kisah itu sedih namun engkau mampu menghadirkan tawa didalamnya, yang justru hari ini membuatku sadar, bahwa kisah-kisah itu seolah menamparku, dengan sangat keras, bahwa apa-apa yang aku lakukan hari ini belum sebanding dengan usaha mu dulu untuk meraih mimpi-mimpi mu.
Aku ingin menjadi seperti dirimu. Menularkan semangat kepada orang-orang di sekelilingmu.
Yaa Rabb, 1 semester aku telah berada disini. Tiada daya dan upaya tanpa pertolongan dari Mu. 15 bulan yang lalu, aku terisak, dengan hati yang belum bisa menerima kegagalan, namun Engkau yang paling tahu saat yang tepat untuk aku berada disini. Engkau telah menjawab do'aku, dengan sangat baik, bahkan dengan limpahan "bonus" nya. Alhamdulillahi Rabbil Alamiin.
Sangat menyukai ini...T_T
BalasHapus