Rabu, 23 Oktober 2013

Pembuatan Biodiesel dari CPO parit

Penggunaan minyak bumi yang tidak terbarukan sebagai bahan bakar utama secara berkepanjangan menyebabkan jumlahnya semakin berkurang dan diperkirakan akan habis dalam kurun waktu 10 sampai 15 tahun kedepan. Selain itu, penggunaan bahan bakar minyak bumi juga memberikan efek negatif terhadap lingkungan berupa polusi dan kenaikan suhu bumi sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai sumber energi alternatif terbarukan yang ramah lingkungan. Bahan Bakar Nabati (BBN) merupakan salah satu sumber energi baru yang menjanjikan untuk menggantikan bahan bakar minyak. Salah satu BBN yang saat ini terus dikembangkan adalah biodiesel.
Berbagai minyak nabati telah diteliti untuk dikembangkan sebagai sumber bahan baku biodiesel, antara lain minyak kelapa sawit, minyak kelapa, minyak biji bunga matahari, minyak jagung, dan minyak kedelai. Namun, penggunaan berbagai minyak tersebut secara langsung dapat menimbulkan masalah terkait persaingan pangan sehingga perlu dicari sumber bahan baku yang lebih solutif. Sebagai solusi, dalam penelitian ini digunakan CPO (Crude Palm Oil) parit yang belum banyak diteliti dan dikembangkan. CPO parit adalah CPO yang terikat pada air limbah pabrik minyak sawit. CPO parit memiliki kadar FFA antara 40 sampai 70%. Komponen utama CPO parit terdiri dari 95-96% air, 0,6-0,7% minyak dan 4-5% berbagai macam padatan (Nugroho et al., 1997). Penggunaan CPO parit sebagai bahan baku pembuatan biodiesel akan memberikan keuntungan ganda yaitu meniadakan pencemaran limbah terhadap air tanah dan sungai, menekan harga pokok produksi CPO (transfer pricing), dan memperoleh CDM (Clean Development Mechanism).
Dibalik keunggulannya sebagai bahan baku pembuatan biodiesel, CPO parit memiliki kelemahan utama, yakni tingginya kadar asam lemak bebas atau Free Fatty Acid (FFA) yang terkandung didalamnya. Dengan kadar FFA yang tinggi, proses pembuatan biodiesel akan terganggu dengan terbentuknya sabun dalam jumlah besar (Lotero et al., 2005). Pembentukan sabun menyebabkan penurunan produk metil ester dan mempersulit pemisahan antara metil ester dengan gliserol. Untuk mengatasi masalah tersebut, dalam penelitian ini pembuatan biodiesel akan dilakukan secara dua tahap, yaitu tahap esterifikasi menggunakan katalis asam untuk menurunkan kadar FFA CPO parit melalui konversi asam lemak bebas menjadi metil ester dilanjutkan dengan tahap transesterifikasi dengan katalis basa untuk mengubah trigliserida CPO parit menjadi metil ester.

2 komentar:

Follower