Kamis, 07 Maret 2013

Menguak Rahasia Takdir





Wara’ kata Umar bin Khattab “ibarat berjalan di tengah jalan, melihat duri, dan berhati-hati untuk menghindarinya”. Orang yang wara’ senantiasa berhati-hati dalam urusan dunianya. Misal, memperhatikan kehalalan nafkah yang ia berikan kepada istri dan anak-anaknya. 

Pondasi dalam islam adalah aqidah. Mentauhidkan Allah SWT. Dalam rukun iman, kepercayaan seorang muslim juga termasuk pada Qada’ dan Qadar. Dimana Qada’ merupakan kehendak atau ketetapan Allah dan Qadar adalah ukuran dan ketentuan Allah. Beberapa ulama menyatakan bahwa keduanya (Qada’ dan Qadar) sama.

Dalam surat Al-Qira’at (8) bahwa segala sesuatunya telah Allah ukur, surat Al-Baqarah (2/3) agar kita percaya terhadap hal-hal yang baik, dan surat Al-Qomar (49) bahwa Allah menciptakan segala sesuatu menurut ukurannya. Dalam sebuah keluarga bisa saja ada keturunan yang tidak mirip ayah dan ibunya. Keturunan ini disebut keturunan yang menekan. Sudah Qada’ dan Qadar nya.

Tingakatan takdir yang paling tinggi adalah Al-Ilmu, yaitu memahami bahwa Allah mengetahui segala sesuatu yang telah, sedang, dan akan terjadi. Al-Qur’an yang didalamnya terdapat kisah-kisah dan juga kumpulan dari kitab sebelumnya merupakan bukti bahwa Allah mengetahui yang nyata dan yang ghaib.

Orang yang sombong adalah orang yang ketika mendapat nasehat, ia menyepelekannya dan menganggap rendah orang lain. Sombong dapat membawa kita pada kemaksiatan. Kemaksiatan akan mengikat kita dari amal kebaikan. Kemaksiatan akan menjadikan berat bagi kita untuk melaksanakan qiyamul lail. Kemaksiatan yang dilakukan dapat berakibat pada lingkungan sekitar, misalnya keluarga. Orang-orang yang bermaksiat maka Allah akan menyempitkan rezekinya dan sebaliknya. Orang-orang yang bermaksiat akan berkumpul dengan orang-orang yang bermaksiat, begitupun sebaliknya.

Tidak ada suatu musibahpun atau sesuatu yang terjadi padamu melainkan telah tertulis di kitab Lauhul Mahfudz. Mencontoh dari Salafus shalih yang senantiasa berucap “dosa apa yang telah ku lakukan” bila ia mengalami kejadian buruk, bukan dengan merasionalkan kejadian buruk tersebut.

KAMSO, 7 Maret 2013
Pemateri : Ust. Alwanto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follower