Kamis, 13 Maret 2014

CPO PARIT SEBAGAI BAHAN BAKU BIODIESEL



Biodiesel dapat dibuat dari berbagai bahan baku. Jenis bahan baku yang paling umum adalah minyak kedelai, minyak lobak,  minyak biji bunga matahari, minyak kelapa sawit, kelapa, dan biji rami (Singh and Singh, 2010), tetapi pilihan bahan baku ditentukan oleh ketersediaan tanaman di daerah tersebut. Di Amerika Serikat, dengan berkembang pesatnya industri minyak kedelai menjadikannya bahan baku yang paling umum untuk produksi biodiesel. Di Eropa dan daerah tropis memanfaatkan minyak lobak, minyak kelapa, dan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku biodiesel.
Berdasarkan data United Stated Department of Agriculture (USDA) tahun 2010, Indonesia merupakan produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia dengan produksi sebesar 41%. Hal ini menunjukkan adanya peluang yang besar bagi Indonesia untuk mengembangkan biodiesel dengan bahan baku minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO), tetapi penggunaan CPO secara langsung sebagai bahan baku biodiesel akan menimbulkan masalah terkait dengan ketahanan pangan dan masalah lingkungan seperti kerusakan tanah, penggundulan hutan, dan penggunaan yang berlebihan dari tanah yang subur. Selain itu, dalam kurun waktu 10 tahun terakhir harga minyak nabati meningkat secara drastis yang akan mempengaruhi kelangsungan hidup industri biodiesel (Balat, 2010). Saat ini, terus berkembang penelitian untuk menghasilkan biodiesel dengan bahan baku minyak goreng bekas, tetapi infrastruktur pengumpulan dan logistiknya masih menjadi hambatan dari sumber bahan baku yang umumnya tersebar (Sharma and Singh, 2009). Untuk itu pada penelitian ini akan digunakan bahan baku CPO parit yang merupakan limbah cair pabrik minyak sawit.
Tabel 2.1. Karakteristik limbah cair pabrik minyak sawit
Parameter
Konsentrasi
Oil and grease
4.000-6.000 mg/L
pH
4-5
BOD
20.000-40.000 mg/L
COD
25.000-50.000 mg/L
Total solid
22.100-60.000 mg/L
Suspended solid
18.000 mg/L
Total volatile solid
34.000 mg/L
Total amoniac
35 mg/L
Total Nitrogen
750 mg/L
 Sumber: Nugroho et al., 1997
CPO parit adalah CPO yang terikat pada air limbah pabrik minyak sawit. CPO parit mempunyai kadar FFA antara 40 sampai 70%. Komponen utama CPO parit terdiri dari 95-96% air, 0.6-0,7% minyak, dan 4-5% berbagai macam padatan (Nugroho et al., 1997). Tabel 2.1 menampilkan karakteristik limbah cair pabrik minyak sawit. Penggunaan CPO parit sebagai bahan baku pembuatan biodiesel akan memberikan keuntungan ganda yaitu meniadakan pencemaran limbah terhadap air tanah dan sungai, menekan harga pokok produksi CPO (transfer pricing), dan memperoleh CDM (Clean Development Mechanism).
Dibalik keunggulannya, CPO parit memiliki kelemahan sebagai bahan baku biodiesel, yakni kadar FFA nya yang tinggi yang menyebabkan proses pembuatan biodiesel akan terganggu dengan terbentuknya sabun dalam jumlah besar (Lotero et al., 2005). Untuk mengatasi masalah tersebut, pembuatan biodiesel dalam penelitian ini akan dilakukan secara dua tahap, yaitu tahap esterifikasi untuk menurunkan kadar FFA CPO parit melalui konversi asam lemak bebas menjadi metil ester dilanjutkan dengan tahap transesterifikasi dengan katalis basa untuk mengubah trigliserida CPO parit menjadi metil ester.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follower